TOURING DENPASAR - MEDAN 2012
Hari ke-8 :
Rute
terpanjang selama touring : 700km lebih jarak Pekan Baru - Medan.
Rencana awal rute ini akan ditempuh 2 hari tapi berubah harus dalam satu
hari. Tanpa sarapan sama sekali karena ngejar waktu, jam 05.30 si KT
dah siap buat jalan. Sayangnya untuk pertama kali, si KT tidak mau
hidup. Sudah dicoba beberapa kali tapi tetap tidak mau hidup. Dah
terbayang harus nyari ekspedisi buat ngirim si KT dan naik bis pulang ke
Medan.
Untungnya si KT mau hidup yang akhirnya mundur setengah jam
dari planning. Jam 06.00 keluar hotel, jalan perlahan karena masih gelap
dan ternyata kabut menutup kota, jarak pandang jadi terbatas. Sempat
dari jauh melihat satpam BRI di depan bank, maksud hati ingin bertanya
arah ke Rumbai. Pada saat si KT parkir di pinggir jalan, terlihat satpam
buru-buru masuk ke dalam bank. Waktu dikejar ke dalam, terlihat si
satpam segera menurunkan rolling door da n terdengar suara "jeglek !!!"
yang artinya rolling door dikunci dari dalam. Haddeehhh.... Keluarlah
kata sakti khas arek Suroboyo : JAN**K !!! Emang gue rampok? Mang sih
saat itu masih remang-remang dan tidak ada orang lain alias sepi.
Setelah meraba-raba plus nanya jalan ke Rumbai-Duri di warung kecil,
akhirnya ketemu juga tuh jalan lintas timur menuju Medan.
Daerah
Pekan Baru sampai Duri dikelilingi rawa sehingga kabut betul-betul
menutupi pandangan, panduan jalan hanya berpatokan pada aspal ke depan
yang berjarak 5-10an meter. Kiri kanan : tertutup kabut !!! Aktifitas pasar tumpah di Rumbai dan Minas lancar dan tidak seperti di
Jawa yang membikin macet, hanya kondisi beberapa titik yang membuat
kendaraan besar seperti truk dan trailer harus merayap perlahan. Mumpung
lagi macet jadi sekalian aja istirahat sarapan. Menu sarapan : NASI
PADANG yang kayaknya ini menu wajib yang mudah ditemukan di belantara
Sumatera. Setelah dipikir-pikir, setiap hari pasti makan nasi padang.
Apa karena istri asli Padang kali yeee....
Habis sarapan langsung si
KT dipacu menuju perbatan Riau - Sumut, kondisi jalan yang lumayan
sehingga si KT bisa mencapai top speed 140kmj di speedometer. Melewati Duri terasa berbeda dengan kota-kota lain, karena kota ini
adalah kota yang dibangun dari minyak. Di sini salah satu oil company
terbesar Amerika yaitu Chevron beroperasi mengeruk minyak dari perut
bumi. Gak jelas keuntungan buat Riau jika dilihat dari kondisi jalanan
di propinsi ini. Harusnya Riau adalah propinsi kaya tapi.... Fasilitas
yang besar dan jalan yang wah adalah pembeda Duri dengan kota lain.
Sampai di Bagan Batu, kota terakhir Riau sebelum masuk Sumut, istirahat
bentar dan doping dulu (Kratingd**** plus Heineken) buat nambah stamina,
hehehehehe...Habis istirahat langsung si KT dipacu lagi menuju
Medan. Tiba-tiba di tengah jalan dihentikan oleh polisi, ada razia nih.
Setelah tanya jawab sebentar dan di cek surat2 si KT, langsung dilepas.
Sempat nglirik badge om polisi ada tulisan "polda sumut". Haaa...?
Surprise, ternyata sudah masuk Sumut, kok nggak terasa ya? Perasaan ini
mata dah pelototin jalan buat nyari patung selamat datang tapi gak
ditemukan. Makanya gak tau kalau sudah di Sumut.
Sepanjang jalan lepas perbatasan adalah kebun kapa sawit, jalan berkelok-kelok "rancak bana".Pas lagi menikmati pemandangan tiba-tiba kaget melihat sebuah truk lagi
sembunyi dibalik rerumputan dengan cueknya dengan posisi roda di
samping alias terguling. Hadeeehhh..... Padahal jalan lurus, apa karena
tuak??
o iya, sepanjang jalan dari Palembang sampai di sini banyak
kali menemukan Dishub melakukan razia terhadap truk dan mobil angkutan
barang lainnya. Dan yang lucunya hanya berjarak 500 meter polantas juga
melakukan razia terhadap kendaraan yang sama. Kok bisa ya ? Rebutan
rejeki kalee ya?
Masuk perbatasan Sumut agak sulit menemukan pertamax jadi terpaksa si KT minum tuak bin premium lagi, hadeeehh......
Sampai di Rantau Prapat baru dapat pertamax lagi buat si KT. Istirahat
makan siang di Kisaran sekitar jam 14.00 dan untungnya kali ini makannya
nasi campur bukan nasi padang lagi. Makan seperti biasa seakan-akan lama gak
ketemu makanan.
Pas mau jalan lagi ternyata relay angel eyes lepas
dari dudukannya, jadi harus dimodifikasi. Dah full gear terpaksa dilepas
dulu karena panas. Selesai dibenarin trus langsung si KT digeber, dan
belum ada satu kilometer tiba-tiba hujan turun dengan deras. Terpaksa
berhenti dipinggir jalan buat pakai rain coat. Dari panas ke hujan
sangat cepat sekali berubahnya. Riding gak sampai 10 menit kembali
cuaca berubah dan mentari kembali menjadi sombong, panas!! Terbayang
panas terik sambil pakai rain coat kan?
Kisaran - Medan adalah jalur
yang penuh godaan. Sudah makai balaclava menutup hidung plus helm full
face dengan visor tertutup rapat tapi bau durian tetap tercium menyengat
di hidung. Mantap bukan? Sayangnya karena keterbatasan waktu sehingga
si KT sukses melewati cobaan dan godaan si duren. Selain durian, saat
ini juga sedang musim rambutan. Selain musim durian dan rambutan,
dsekarang ini juga lagi musim hujan, :-). Pedagang rambutan dan durian
berbaris rapi sepanjang jalan entah itu di kebun sawit maupun di kota
gak ada habisnya.Karena si KT dipacu tanpa henti sehingga jam 16.30
si KT sudah melewati Tebing Tinggi. Dan jam 17.00an, memasuki kota
Medan. Di jam tersebut arus lalu lintas sangat...sangat...sangat padat.
Sehingga si KT harus merayap perlahan dan akibatnya temperatur mesin
hampir mencapai red line. Bayangkan, dalam kondisi normal jarak
batas kota ke Istana Maimun biasanya 15 menit, hari ini pas satu jam.
Edaaannn... Tapi mau bilang apa? Ini Medan, bung.Titik nol Medan
ada di istana Maimun, sehingga sbm pulang ke rumah harus singgah ke sana
dulu untuk jadi bukti perjalanan Denpasar - Medan kali ini.
Total jarak tempuh : 3305 km
Speedometer sebelum start di Denpasar Speedometer di Istana Maimun Medan
Next touring : Medan - pulau Sabang (km 0).