Monday 22 October 2012

Kopdar bersama CBRClub Medan



Akhirnya setelah hampir 5 bulan tiba di Medan, akhirnya si KT bisa kopdar juga bersama teman-teman CBRClub Medan hari Jumat 19 Oktober 2010 di depan parkiran masjid agung Medan.
Yang hadir malam itu tidak seberapa banyak sekitar 12 unit, CBR old hanya ada 4 yang hadir.

Kenapa sekian lama tidak pernah kopdar? Karena si KT harus opname di 3 bengkel yang berbeda dan harus 2 kali ganti piston, cimmieeww....

Yang paling utama adalah si KT sipa untuk ridealone to km 0 Sabang.
SI KT GOES TO SABANG KM 0

Setelah solo touring Denpasar - Danau Tiga Warna Kelimutu - Flores maka di planning lah rencana touring Denpasar - KM 0 Sabang. Semua perencanaan sudah matang dan tinggal dijalani.

Hanya berselang 3 minggu sebelum d-day datanglah kabar bahwa sekeluarga akan pindah ke Medan bulan depan. Berantakan sudah rencana Denpasar - KM 0 dengan si KT.

Setelah diutak-atik dengan banyak pertimbangan, akhirnya bisa juga touring dari Denpasar ke Medan sekalian bawa pulang si KT ke rumah yang baru di Medan. Tinggallah rute yang tersisa : Medan - KM 0.

Saat ini planning  Medan - KM 0 sudah ditetapkan d day nya : 30 October - 4 November 2012. Dengan adanya 2 rute pilihan membuat bingung sendiri mau milih yang mana karena dijamin pemandangannya yang luar biasa selama perjalanan.

Rute Medan - KM 0 dapat ditempuh dari 2 arah :
1. Medan - Langsa - Lhoksemauwe - Sigli - Bandah Aceh - KM 0 = 650 km


2. Medan - Kabanjahe - Sidikalang - Tapak Tuan- Meulaboh - Banda Aceh - KM 0 = 870 km

Apa yang bisa diliat di Banda Aceh dan Sabang selain KM 0 ? Bisa di cek di : www.ndahsaja.com. Ternyata banyak lokasi yang indah-indah yang sangat layak dan wajib dikunjungi.

Sabang... I'm coming.....

Friday 19 October 2012

TOURING DENPASAR - MEDAN 2012

Hari ke-8 :
Rute terpanjang selama touring : 700km lebih jarak Pekan Baru - Medan. Rencana awal rute ini akan ditempuh 2 hari tapi berubah harus dalam satu hari. Tanpa sarapan sama sekali karena ngejar waktu, jam 05.30 si KT dah siap buat jalan. Sayangnya untuk pertama kali, si KT tidak mau hidup. Sudah dicoba beberapa kali tapi tetap tidak mau hidup. Dah terbayang harus nyari ekspedisi buat ngirim si KT dan naik bis pulang ke Medan.
Untungnya si KT mau hidup yang akhirnya mundur setengah jam dari planning. Jam 06.00 keluar hotel, jalan perlahan karena masih gelap dan ternyata kabut menutup kota, jarak pandang jadi terbatas. Sempat dari jauh melihat satpam BRI di depan bank, maksud hati ingin bertanya arah ke Rumbai. Pada saat si KT parkir di pinggir jalan, terlihat satpam buru-buru masuk ke dalam bank. Waktu dikejar ke dalam, terlihat si satpam segera menurunkan rolling door da n terdengar suara "jeglek !!!" yang artinya rolling door dikunci dari dalam. Haddeehhh.... Keluarlah kata sakti khas arek Suroboyo : JAN**K !!! Emang gue rampok? Mang sih saat itu masih remang-remang dan tidak ada orang lain alias sepi. Setelah meraba-raba plus nanya jalan ke Rumbai-Duri di warung kecil, akhirnya ketemu juga tuh jalan lintas timur menuju Medan.

Daerah Pekan Baru sampai Duri dikelilingi rawa sehingga kabut betul-betul menutupi pandangan, panduan jalan hanya berpatokan pada aspal ke depan yang berjarak 5-10an meter. Kiri kanan : tertutup kabut !!! Aktifitas pasar tumpah di Rumbai dan Minas lancar dan tidak seperti di Jawa yang membikin macet, hanya kondisi beberapa titik yang membuat kendaraan besar seperti truk dan trailer harus merayap perlahan. Mumpung lagi macet jadi sekalian aja istirahat sarapan. Menu sarapan : NASI PADANG yang kayaknya ini menu wajib yang mudah ditemukan di belantara Sumatera. Setelah dipikir-pikir, setiap hari pasti makan nasi padang. Apa karena istri asli Padang kali yeee....

Habis sarapan langsung si KT dipacu menuju perbatan Riau - Sumut, kondisi jalan yang lumayan sehingga si KT bisa mencapai top speed 140kmj di speedometer. Melewati Duri terasa berbeda dengan kota-kota lain, karena kota ini adalah kota yang dibangun dari minyak. Di sini salah satu oil company terbesar Amerika yaitu Chevron beroperasi mengeruk minyak dari perut bumi. Gak jelas keuntungan buat Riau jika dilihat dari kondisi jalanan di propinsi ini. Harusnya Riau adalah propinsi kaya tapi.... Fasilitas yang besar dan jalan yang wah adalah pembeda Duri dengan kota lain.

Sampai di Bagan Batu, kota terakhir Riau sebelum masuk Sumut, istirahat bentar dan doping dulu (Kratingd**** plus Heineken) buat nambah stamina, hehehehehe...Habis istirahat langsung si KT dipacu lagi menuju Medan. Tiba-tiba di tengah jalan dihentikan oleh polisi, ada razia nih. Setelah tanya jawab sebentar dan di cek surat2 si KT, langsung dilepas. Sempat nglirik badge om polisi ada tulisan "polda sumut". Haaa...? Surprise, ternyata sudah masuk Sumut, kok nggak terasa ya? Perasaan ini mata dah pelototin jalan buat nyari patung selamat datang tapi gak ditemukan. Makanya gak tau kalau sudah di Sumut.
Sepanjang jalan lepas perbatasan adalah kebun kapa sawit, jalan berkelok-kelok "rancak bana".Pas lagi menikmati pemandangan tiba-tiba kaget melihat sebuah truk lagi sembunyi dibalik rerumputan dengan cueknya dengan posisi roda di samping alias terguling. Hadeeehhh..... Padahal jalan lurus, apa karena tuak??

o iya, sepanjang jalan dari Palembang sampai di sini banyak kali menemukan Dishub melakukan razia terhadap truk dan mobil angkutan barang lainnya. Dan yang lucunya hanya berjarak 500 meter polantas juga melakukan razia terhadap kendaraan yang sama. Kok bisa ya ? Rebutan rejeki kalee ya? 

Masuk perbatasan Sumut agak sulit menemukan pertamax jadi terpaksa si KT minum tuak bin premium lagi, hadeeehh......
Sampai di Rantau Prapat baru dapat pertamax lagi buat si KT. Istirahat makan siang di Kisaran sekitar jam 14.00 dan untungnya kali ini makannya nasi campur bukan nasi padang lagi. Makan seperti biasa seakan-akan lama gak ketemu makanan.
Pas mau jalan lagi ternyata relay angel eyes lepas dari dudukannya, jadi harus dimodifikasi. Dah full gear terpaksa dilepas dulu karena panas. Selesai dibenarin trus langsung si KT digeber, dan belum ada satu kilometer tiba-tiba hujan turun dengan deras. Terpaksa berhenti dipinggir jalan buat pakai rain coat. Dari panas ke hujan sangat cepat sekali berubahnya. Riding gak sampai 10 menit kembali cuaca berubah dan mentari kembali menjadi sombong, panas!! Terbayang panas terik sambil pakai rain coat kan?





Kisaran - Medan adalah jalur yang penuh godaan. Sudah makai balaclava menutup hidung plus helm full face dengan visor tertutup rapat tapi bau durian tetap tercium menyengat di hidung. Mantap bukan? Sayangnya karena keterbatasan waktu sehingga si KT sukses melewati cobaan dan godaan si duren. Selain durian, saat ini juga sedang musim rambutan. Selain musim durian dan rambutan, dsekarang ini juga lagi musim hujan, :-). Pedagang rambutan dan durian berbaris rapi sepanjang jalan entah itu di kebun sawit maupun di kota gak ada habisnya.Karena si KT dipacu tanpa henti sehingga jam 16.30 si KT sudah melewati Tebing Tinggi. Dan jam 17.00an, memasuki kota Medan. Di jam tersebut arus lalu lintas sangat...sangat...sangat padat. Sehingga si KT harus merayap perlahan dan akibatnya temperatur mesin hampir mencapai red line. Bayangkan, dalam kondisi normal jarak batas kota ke Istana Maimun biasanya 15 menit, hari ini pas satu jam. Edaaannn... Tapi mau bilang apa? Ini Medan, bung.Titik nol Medan ada di istana Maimun, sehingga sbm pulang ke rumah harus singgah ke sana dulu untuk jadi bukti perjalanan Denpasar - Medan kali ini.




Total jarak tempuh : 3305 km

 
















 Speedometer sebelum start di Denpasar                                         Speedometer di Istana Maimun Medan


Next touring : Medan - pulau Sabang (km 0).

 

 
TOURING DENPASAR - MEDAN 2012

Hari ke-7 :
Jambi-Pekan Baru berjarak 502 km dengan prediksi waktu tempuh 10 jam. Sudah dijemput om Abdul jam 5 pagi untuk diantar ke jalan lintas timur Jambi - Pekan Baru karena kuatir si KT gak bisa nemu jalan. Emang gps gak ngaruh, ya?
Setelah kelar kota dan menyeberang jembatan sungai Batanghari dan ucapan terima kasih dah merepotkan wong Jambi, akhirnya si KT melaju di pagi yang dingin. Sempat diwanti-wanti bahwa setengah jam ke depan harus ekstra hati-hati karena banyal ternak di jalan dsn jangan sampai menabrak ternak penduduk setempat karena di sana nyawa ternak lebih berharga dari nyawa manusia. Waaduh... Terpaksa si KT diajak berlari 100kmj aja plus ekstra hati-hati. Karena jalan yang beraspal mulus plus jalan yang berkelok-kelok indah dengan pemandangan yang aduhai membuat lupa sehingga si KT diajak berlari full speed terus, gak ada matinya. Hanya saja masih mbrebet kalau gas ditarik tanpa diurut.

Saking asyiknya lupa kalau naga di perut dah mulai protes, mana ada resto di tengah hutan begini?
Sekitar jam 08.00 baru ketemu resto tempat bus istirahat, somewhere di tengah hutan.

Sekitar jam 10.30 si KT melewati perbatasan Jambi dan masuk propinsi Riau.
Hanya kurang dari 2 km sejak perbatasan, jalan mulai bermasalah. Mulai dari berlubang kecil sampAi sebesar gajah tanpa ada tanda-tanda akan diperbaiki. Banyak truk dan bus yang dengan pasrah hanya berjalan seperti keong. Kalau dari Bakauheni sampai perbatasan Jambi-Riau jalan rusak yang ditemui paling panjang hampir seratus meter, kalau dari perbatasan ke arah Pekan Baru sangat sedikit jalan bagus yang panjangnya 100m. Sisanya rusak semua !! Propinsi terkaya mau jadi tuan rumah PON mendatang seperti ini? Bakalan banyak yang pakai seragam baru "Tahanan" KPK. Setelah riding hampir dua jam, si KT butuh istirahat di Pangkalan Kerinci sekalian di cek. Hasil dari jalan rusak : fairing belakang kanan pecah, di atas lampu belakang pecah dan hilang. Lainnya aman. Setelah istirahat hampir sejam, si KT kemudian diajak berlari menuju Pekan Baru. Jalan mulai membai tapi tetap banyak lubang jebakan kalau tidak waspada.

Kurang lebih jam 15.30 si KT masuk Pekan Baru, ngisi Pertamax buat perjalanan besok. Iseng-iseng nanya ke petugas pom bensin kenapa jalan di Riau banyak rusak dibandingkan Jambi. Jawabannya cukup membuat miris : "kalau disini gak ada pembangunan, pak. Yang ada hanya korupsi n korupsi saja". Jawaban yang polos dan kayaknya mewakili rakyat kecil di Riau. Daripada berlanjut bikin sakit hati mending langsung ke hotel Amaris yang sudah di booking dari PT. Oto Multiartha Pekan Baru..
 
Habis bersih-bersih kemudian keluar jalan sebentar liat2 kota Pekan Baru sambil nyari makan. Balik ke hotel jam 18.00 tiduran bentar yang ternyata kebablasan sampai jam 04.00 pagi. Hahahaeee....
TOURING DENPASAR - MEDAN

Hari ke-6 :
Karena rute hari ini adalah rute pendek sekitar 300an km, start agak lebih siang dibanding hari-hari sebelumnya. Itupun setelah makan nasgor jatah sarapan dari hotel. Kayu Agung Palembang hanya sekitar 1 jam, sehingga tidak terburu-buru, jalan dengan kecepatan sedang sambil menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Semakin mendekati Palembang lalu lintas semakin padat. Akhirnya masuk Palembang dari Kertapati, lalu lintas benar-benar padat karena jam masuk kerja.
 

 Menyeberangi jembatan Ampera semua kendaraan betul-betul padat merayap, sampai mau berhenti untuk mengambil foto di atas jembatan Ampera terpaksa dibatalin dan langsung ke area Benteng Kuto Besak sehingga bisa foto dengan latar belakang jembatan Ampera. Perasaan betul-betul senang luar biasa karena akhirnya bisa sampai Palembang, banyak kenangan dengan istri di sini.
Habis foto dan rehat kemudian langsung ke pempek Noni 168 buat makan sarapan kedua. Sengaja makan pempek yang banyak karena rencananya akan riding sampai Jambi tanpa rehat makan siang.
 
Sebelum lanjut ke Jambi diputuskan untuk kembali ke jembatan Ampera untuk foto-foto dulu karena kesempatan riding di sini sulit untuk terulang kembali. Ternyata ada razia besar di Palembang, si KT sempat dihentikan sama om "the police", tapi pas dilihat di tank bag ada peta maka si KT tdk jadi dicek, malah dicuekin, bah...!!Perjalanan lanjut setelah foto sendiri di jembatan, langsung bablas ke Jambi. Sempat susah keluar Palembang karena kembali masalah lalu lintas dan kondisi jalan yang tidak mendukung. Lepas dari Betung, si KT langsung full speed karena jalanan yang mulus dan sepi.Istirahat di Sungai Lilin sekalian koordinasi dengan Jsidi, teman kerja yang tinggsl di Jambi krn alan dijemput di perbatan Sumsel-Jambi.
 

Fuel si KT sudah sangat menopis dan kuatir tidak sampai ke Jambi sehingga dengan sangat terpaksa dikasih minum tuak (premium). Untung gak ada masalah sampai di Jambi. Sebenarnya banysk pom bensin yang menyediakan Pertamax, hanya saja jarak antar pompa bensin lumyan jauh, salah hitung terpsksa pakai tuak cap premium dah.Jam 14.00 sdh ditunggu Jaidi pakai Mio di tapal batas. 
 
Kesepakatan bersama makan di kota baru nyari hotel. Karena dijemput dengsn Mio, jarak perbatasan ke kota Jambi yang berjarak 44km ditempuh hampir 1 jam dengam speed hanya 80kmj. Akibatnya jadi ngantuk dan 3 kali hpir tabrakan jarena human error alias ngantuk. Untungnya smp di kota langsung ke resto Padang dan bisa makan sepuasnya seperti orang kesurupan.
Setelah check in di hotel, lanjut jslan liat2 kota Jambi dan singgah ke rumah kawan yang juga tinggal di Jambi buat makan malam. Lumayan, hehehehe....
 
 






TOURING DENPASAR - MEDAN 2012 

Hari ke-4
No activity, just wait n see bro Wanto kerja di Performa Motoshop. Sempat tidur siang ( indahnya hidup ini), bangun-bangun ternyata Babeh (preman pasar Pesing) dan bro Dena sudah standby di bengkel. Lumayan lama bercanda dengan mereka sebelum bro
Dena pamit pulang karena ditelp istrinya.
Makam malam di Paregu Kebon Jeruk setelah sulit menentukan mau mkn dimana. Om Leo sampai harus berdiskursi dulu dengan om Iwan dan om Agus. Kita sih manut aja, apalagi Wanto. Kan baru pertama nginjak ibukota.
Di Paregu ngobrol ngalor ngidul seperti sudah berteman lama dan lama gak jumpa, padahsl baru pertama kali bertemu dengan om Agus dan om Iwan. "Brotherhood more than family
".


Hari ke-5

 Bangun pagi n langsung siap-siap karena ternyata tuan rumah (om Leo) sudah nungguin n mau nganter ke Daan Mogot dengan Wanto. Kondisi sangat fit karena seharian bisa istirahat total. Perut diganjal roti yang dibeli di Bekasi 2 hari lalu, lumayanlah plus air putih.
Setelah ngisi bensin n say thanks and goodbye buat om Leo n Wanto serta sedikit isak tangis om Leo, si KT memulai perjalanan Jakarta Medan sekira jam 07.00. Jalan dari Tangerang sampai Cilegon tidak bisa full speed karena padatnya lalu lintas plus pasar tumpah n jalan rusak, cucok sudah. Sampai di Merak jam 10.00 dengan rasa was2 sehubungan dengan berita tv antrian yg luar biasa, ternyata si KT langsung naik ke ferry gak pake ngantri. Mana macetnya? Jam 10.00-12.30 waktu tempuh Merak Bakauheni tanpa ombak, mantappp...


 
Pas turun dari ferry, kawan Blanksack kasih kabar hati-hati di jalan lintas timur. Khususnya jalur Way Jepara-Sukadana dimana ini adalah daerah khusus begal, harus ektra hati-hati n waspada. Si KT diajak lari kencang sampai red line rpm, kondisi jalan bagus walau di beberapa titik ada perbaikan jalan. Hanya saja si KT agak brebet kalau narik gas tidak diurut, dan lumayan berbahaya kalau mau lewatin bus atau truk. Kayaknya main jet kebesaran, demikian informasi dari om Leo. Setelah makan siang di Sukadana, si KT melanjutkan perjalanan tanpa mengetahui akan istirahat dimana. Pokoknya gas poll !! Saking terkenal sebagai daerah begal, pas masuk Way Jepara disambut spanduk "Jangan takut, Way Jepara aman". Memasuki perbatasan Sumatera Selatan sekitar jam 3 sore, yang langsung rehat sejenak di Indomaret sambil nanya informasi jarak ke Palembang yang ternyata 6 jam jika menggunakan mobil.


 Waduh, mau tidur dimana nih. Keputusannya hajar terus sampai dapat hotel terdekat larena hari semakin sore, paling jelek di Teluk Gelam. Sampai matahari terbenam masih belum masuk Teluk Gelam dan pas nyampe Teluk Gelam rasanya nanggung bangat karena Kayu Agung ternyata hanya berjarak 15km. Keputusan saat itu istirahat di Kayu Agung karena Kayu Agung lebih besar dari Teluk Gelam, pasti banyak pilihan hotel.
Kendala utama si KT jalan malam adalah headlamp yang nyalanya hanya seperti lampu 5 watt. Jadi galian jalan dan lubang terpaksa dihajar aja sampai masuk ke kota Kayu Agung. Setelah nanya di Indomaret sekalian rehat seri 2 ditunjuklah hotel terbaik di Kayu Agung buat istirahat. Lumayan ada air panas buat rileks sebelum tidur dengan pulas. Tidak lupa memberi laporan kondisi terakhir ke anak istri dan om Leo di Jakarta.

Thursday 18 October 2012

TOURING DENPASAR - MEDAN 2012

Hari ke-2
Perjalanan hari ini dibuka dgn sarapan telor rebus tok ! Kopi n roti gak disentuh sama sekali krn kata Wanto gak uenak tenan. Diputuskan untuk sarapan di Tuban.Setelah rantai diminyaki, engine start n kami memulai perjalanan hari ini. 
  
Sampai di Tuban mulai noleh kiri kanan, tp gmn mau dpt warung kalau jalannya full speed terus.
Sampai keluar Tuban pun belum ktm warung. Pas berhenti di satu warung Wanto gak setuju krn menunya ikan laut. Aku sih mau aja, wong enak. Setelah berdebat kecil akhirnya Wanto yg akan milih warungnya. Putar balik akhirnya karena ada warung yang kelewatan dan ternyata...... Warung istirahatnya sopir truk antar kota. Gedubraaakkkk .....!!!!
 

Jalur Tuban - Semarang gas pool terus kecuali jalur Pati-Juwana yang macet mengular panjang karena ada perbaikan jalan. Tanpa istirahat sama sekali si KT dan si Kuning dipaksa terus.
 
Makan siang di Semarang, tempatnya pasti bukan pilihan si Kuning, hehehehe..... Nanya2 ke penjual brp lama waktu tempuh ke Cirebon, mereka gak tau. Bikin pesimis gak bs sampai Cirebon on time, karena pantang buat riding malam.
Perjalanan dilanjutkan setelah makan dan istirahat sebentar. Untuk keluar dari Semarang butuh waktu lama karena macet. Setelah itu full speed lagi, si Kuning tampil ugal-ugalan dan si KT gak bs jabanin, maklum yg nyetir setara karung beras bobotnya. Top speed si KT 140kmh, si Kuning 180kmh, ketinggalan jauh sekalee.... 





Sekali waktu si KT ketinggalan pas turunan Alas Roban. Baru ketemu sama si Kuning di Batang, yang mana Wanto nunggu dipinggir jalan sambil merokok, dah tinggal setengah kurang. ketinggalan jauh kan...?
Habis itu sampai Cirebon tanpa kendala sama sekali, karena top speed mulu, kami masuk Cirebon jam 5 sore. Sempat mengukur kecepatan si KT di speedometer dibandingkan dangan gps Racelogic
Hasilnya (speedomtr / Racelogic) :
80 kmh / 65 kmh
100 kmh / 85 kmh
120 kmh / 105 kmh
Ada selisih 15kmh.

 
Besok akan dicoba manggunakan gps yang lain untuk mencari kebenaran.
Kembali ke perjalanan lagi. Karena kami berdua ini sok tau akhirnya nyari hotel gak dapat. Setelah nanya 2 kali baru deh ketemu hotel melati yg cukup nyaman buat tidur. Jangam tanya ttg fasilitasnya ya.
Habis mandi trus keluar nyari makan, atas vimbingan, arahan dan petunjuk bro Leo di ibukota akhirnya kami makan malam denfan makanan khas Cirebon, nasi jamblang. Kok tau ya bro Leo ini. Apa dulu beliau buka warung nasi juga?

 
Setelah makan, pulang lg ke hotel buat tidur, tapi becaknya kami minta keliling kota dulu. Lumayan juga bisa liat2 Cirebon di malam hari.
Udah ah, mau tidur dulu. Besok mau jalan lagi ke Jakarta.

Wednesday 17 October 2012

Catatan perjalanan Denpasar - Medan 2012
Sehubungan sekeluarga harus pindah karena pekerjaan istri ke Medan, maka semua barang kecuali si KT diberangkatkan ke Medan pada kloter pertama.
Rencananya si KT akan diajak touring dari Denpasar sampai Medan.

Akhirnya touring ini bisa terlaksana. Berikut catatan perjalanannya :
HARI ke-1
Start pagi dari rumah Sekret a.k.a rumah Wanto jam 06.40 setelah sarapan kecil-kecilan. Tidak lupa memberi ucapan selamat buat Yanti yg pas berulang tahun hari ini. Ealaaa..... ternyata nih, sang suami tidak ingat kalau hari ini istrinya ulang tahun, hahahaha....
Keberangkatan diantar oleh Jesse smp ke Ubung , kami sarapan dulu di warung naspad, setelah Jesse pulang dan kami memulai perjalanan kami.
Denpasar sampai ke perbatasan speed rata2 80kmh, setelah itu baru Wanto beraksi sebagai raja jalanan.
Sempat ngisi pertamax si KT di pom depan pemkab Badung, fuel tank rp 75.000,-. Murah betul karena di Medan dah Rp 10.000,-.
Raja jalanan khas Wanto beraksi sampai memasuki Gilimanuk yang saat itu lagi panjang antrian kendaraan karena ferry baru mulai nyebrang lagi.
Di penteberang memang kondisi laut berombak sehingga kami harus ngecek kondisi si KT n si Kuning karena kuatir jatuh. Wanto juga sempat ditegur sopir pas parkir di depan mobilnya dan disuruh pasang "standar tengah", hahahahaeeee....
Di Banyuwangi antrian kendaraan juga sama, sehingga kami harus berjalan perlahan-lahan, baru sampai di perbatasan Banyuwangi Situbondo baru bisa full speed lagi non stop sampai makan siang di Paiton.
Makan siang dengan menu ikan dan udang goreng sekalian istirahat satu jam, lumayan. Saking besarnya ikan yg dipesan sampai kekenyangan n ngantuk setelah makan.
Perjalanan dilanjutkan kembali setelah ngisi pertamax di Probolinggo laju lancar.
Terhadang macet n merayap pas masuk Surabaya, menghabiskan 1.5 jam hanya buat masuk nglewati Surabaya dari Sidoarjo sampai keluar lagi di Kalianak arah Gresik.

 
Gresik sampai Babat full speed non stop, sayangnya si KT bawa karung beras jadi gak bisa ngejar si Kuning.
Pas sampai di Babat kaget liat lampu belakang si Kuning, sepertinya pakai HID buat lampu belakangnya. Ternyata cover lampu rem nya yang copot.
Kami beristirahat di hotel di kota Bojonegoro untuk siap2 melanjutkan perjalanan kami besok.